Tuesday, January 29, 2019

Siapa Sebenarnya Nyi Endang Geulis itu?


   Mungkin dari kita semua yang berkunjung ke blog ini akan bertanya-tanya siapa itu Nyi Endang Geulis? Disini saya akan menjawab pertanyaan tersebut, Nyi Endang Geulis ini adalah anak dari Ki Gedeng Danuwarsih dan pada masa kecil bernama Endang Ayu. Endang Ayu menikah dengan Pangeran Walangsungsang atau biasa disebut Pangeran Cakrabuana yang berasal dari Pajajaran, Pernikahan mereka membuahkan seorang anak bernama Dewi Pakungwati. Setelah itu mereka semua mendirikan Petilasan yang terletak di beberapa tempat seperti, Petilasan Mbah Kuwu Sangkan atau Mbah Kuwu Cirebon yang terletak di Talun, Petilasan Nyi Endang Geulis di Krandon, dan terakhir Petilasan Dewi Pakungwati di Warujaya.

   Ibu Nyi Endang Geulis itu sendiri hingga saat ini dinyatakan belum meninggal beliau saat ini berada di alam lain atau dalam istilahnya bernama "Nganghiyang", Ibu Nyi Endang Geulis ini diangkat Allah untuk menjadi penolong para penganut Agama Islam di masa yang akan mendatang disaat para pengikutnya mengalami kesesatan Nyi Endang Geulis hadir untuk meluruskan semuanya agar kembali seperti semula. Banyak orang yang mengira kalau Nyi Endang Geulis ini sudah meninggal dan jasadnya dimakamkan di Petilasan ini tapi kenyataannya makam yang ada di Petilasan ini bukanlah makam dari Ibu Nyi Endang Geulis, melainkan makam dari anak cucunya dan sebagian barang peninggalan beliau dimasa yang lampau.

   Menurut penuturan sang juru kunci kalau petilasan ini bukanlah makam dari Ibu Nyi Endang Geulis melainkan hanya peninggalan jejak beliau yang telah sangat berjasa menyebarkan Agama Islam di pelosok wilayah Talun, sehingga dengan adanya petilasan ini diharapkan dapat menjadi teladan bagi anak cucu dari Ibu Nyi Endang Geulis dan bisa mengamalkan kebaikan-kebaikan beliau sehingga tak lekang oleh waktu. Jadi Kesimpulannya kalau Ibu Nyi Endang Geulis ini adalah merupakan salah satu dari sekian banyak penyebar Agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia sehingga peninggalan-peninggalan beliau dan para wali lainnya menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk berkunjung dan mengetahui sejarah perjuangan beliau-beliau semua agar bisa menjadi teladan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ibu Nyi Endang Geulis adalah sosok yang banyak membantu dalam hal kebaikan bagi para pengikutnya hingga sekarang ini, terbukti dengan bantuan yang beliau berikan ketika ada orang yang datang ke Petilasan ini dan mengharapkan mendapat sesuatu dengan bantuan Ibu Nyi Endang Geulis ini biasanya beliau datang dalam mimpi seseorang dan berkata kalau permintaan orang tersebut telah diterima olehnya lalu akan beliau sampaikan pada Allah SWT, sehingga tak sedikit dari orang-orang yang berkunjung akan mendapat apa yang dia inginkan tentunya dengan menjalankan ritual-ritual, puasa, dan tak ketinggalan sholat juga agar semuanya berjalan dengan lancar. Sekiranya hanya sekian yang dapat saya sampaikan semoga bisa menjawab pertanyaan para pembaca blog ini yang bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Nyi Endang Geulis itu dan dimanakah beliau sekarang berada, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Monday, January 28, 2019

Banyak peziarah yang memilih situs Nyi Endang Geulis


Pada hari itu kami mendatangi Situs Nyi Endang Geulis dan bertemu langsung dengan pengunjung di situs tersebut lalu kami bertanya kepada pengunjung atau peziarah yang sedang berziarah di Situs Nyi Endang Geulis mengapa memilih untuk berziarah di petilasan Nyi Endang Geulis sebagai tempat wisata atu tempat ziarah yang akan di kunjungi untuk berziarah. Dan saat pengunjung atau peziarah tersebut menjawab, mereka pun berbicara bahwa banyak wisata  untuk di kunjungi atau berziarah di daerah Cirebon atau di daerah talun ini tetapi kami tetap memilih Petilasan Nyi Endang Geulis ini, karena situs ini  menarik untuk di kunjungi. Dan petilasan Nyi Endang Geulis juga memiliki banyak sejarah dan juga ritual yang unik yang bisa kita ketahui, yaitu salah satunya adalah peziarah atau pengunjung tersebut mandi di balong (kolam) yang di percayai para peziarah mempunyai banyak manfaat untuk pengunjung yang datang di petilasan tersebut. Tempat wisata ini selalu ramai pengunjung atau ziarah di setiap harinya.
Petilasan Nyi Endang Geulis ini mempunyai banyak sejarah mulai dari bangunannya dan benda benda pusaka yang ada di petilasan Nyi Endang Geulis tersebut, dan Nyi Endang Geulis tiba di daerah Talun ini setelah beliau menikah dengan Pangeran Walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan, mereka pun membabat hutan untuk mendirikan kampung atau tempat tinggal. Peninggalan beliau yang masih ada sampai saat ini yaitu  sumur dan balong (kolam), mereka pun membuat balong (kolam) dan sumur untuk dijadikan sebagai tempat berwudhu bagi para pengikutnya, pada saat itu mereka sudah beragama islam dan sudah memiliki pengikut.
Dan peziarah pun berbicara bahwa di Petilasan Nyi Endang Geulis ini udaranya sangat sejuk dan sangat tenang , karena di daerah sekitar petilasan ini masih banyak tumbuh tumbuhan seperti pohon besar yang lebat yang termasuk persis di belakang bangunan petilasan Nyi Endang Geulis, dan tepat di hutan tersebut terdapat hewan yaitu berupa monyet , yang konon hewan (monyet) tersebut adalah jelmaan dari santrinya Nyi Endang Geulis.
Walaupun tempat wisata Petilasan Nyi Endang Geulis ini agak tersembunyi di bandingkan tempat berziarahnya yang lain tetapi masih saja banyak peziarah yang datang untuk berziarah di tempat tersebut, peziarah terdekat menurut kuncen (juru kunci) yaitu dari daerah Kalimantan, Jambi, dan Riau , dan orang aceh pun datang ke petilasan ini karena ingin mengetahui tentang sejarah Cirebon, dan ingin menelusuri apakah benar petilasan Nyi Endang Geulis atau tempat ziarah di daerah Cirebon itu masih ada sampai saat ini. 
Menurut para peziarah dan pengunjung perjalan menuju petilasan Situs Nyi Endang Geulis ini lumayan jauh dari perkotaan namun bisa cepat di temukan karena warga di situ sangat antusias memberi tahu jalam kepada peziarah arah ke situs Nyi Endang Geulis untuk lebih cepat menemukannya dan lebih berhati hati lagi untuk para pengunjung yang akan berziarah ke Situs Nyi Endang Geulis tersebut. 

Tradisi yang terjadi di petilasan Nyi Endang Geulis


       Kuncen ( juru kunci ) dii situs Nyi Endang Geulis menceritakan kepada kami bahwa di situs Nyi Endang Geulis ini juga mempunyai tradisi tersendiri yaitu seperti mandi dibalong (kolam), Nguras balong (kolam), Angkat Batu, dan yang terakhir adalah Tirakat. Kebiasaan orang yang datang kesitus Nyi Endang Geulis tersebut adalah untuk meminta syariat islam, dan ada juga yang menginap (bersemedi) disitus tersebut untuk meminta kepada Allah dengan perantara lewat Nyi Endang Geulis yang di percayai sebagai wali Alllah agar keinginannya cepat tercapai dengan tanda datangnya mimpi berwujud seperti wanita cantik yang menyuruhnya agar segera cepat-cepat pulang, karena insya allah semuanya  akan ter ijabah.
      Yang pada saat itu kuncen (juru kunci) bercerita kepada kami yaitu tradisi yang pertama di situs Nyi Endang Geulis ini adalah mandi di balong (kolam),  para pengunjung yang datang kepetilasan tersebut biasanya mandi di balong (kolam) membasuh seluruh badan mereka karena konon di percayai para peziarah atau pengunjung akan mempercepat mendapatkan jodoh.
     yang kedua yaitu Nguras Balong (kolam), nguras balong (kolam) biasanya di  lakukan setiap tanggal 1 muharrom yang dilakukam oleh warga di sekitar petilasan tersebut, dan kegiatan tersebut dilakukan merupakan salah satu tradisi yang di percayai oleh masyarakat sekitar. Dan di percayai juga Bagi orang hamil dengan usia tujuh bulan jika mengambil air tersebut bisa memudahkan proses persalinannya. 
     Yang ketiga yaitu adalah Angkat Batu, angkat batu ini merupakan tradisi yang ada di balong biru tempatnya bukan di Situs Nyi Endang Geulis lagi, di balong biru terdapat sebuah ruangan tertutup yang di dalamnya tersimpan benda keramat berupa batu, yang konon katanya, barang siapa yang melakukan pengajian atau tawasulan di depan batu tersebut dan barang siapa yang bisa mengangkat batu tersebut sebanyak tiga kali maka orang tersebut akan mendapatkan karomah di hidupnya. Di balong Biru terdapat dua batu, yang pertama yaitu namanya batu tameng yang konon katanya dengan mengelilingi batu tameng tersebut selama tujuh kali seperti tawaf  di percayai  para peziarah untuk menenangkan hati dan ada juga batu yang konon katanya jika ada yang bisa mengangkat batu tersebut maka akan mendatangkan karamah bagi yang bisa mengangkat batu tersebut.
     Yang ke empat yaitu Tirakat, yang di maksud tirakat ini adalah Berdiam diri atau bermalam (bersemedi) di petilasan situs Nyi Endang Geulis tersebut, kuncen ( juru kunci ) mengatakan bahwa paling sedekitnya bermalam di situ yaitu tiga hari tiga malam dengan mengharapkan mendapatkan safaat dari Allah melalui perantara Nyi Endang Geulis yang di percaya sebagai wali Allah, ada juga yang datang ke situs tersebut bercerita bahhwa perjodohannya terganggu dengan hal yang aneh lalu peziarah meminta bantuan kepada kuncen di petilasan tersebut untuk melakukan wasilah dan hadorot yaitu memohon kepada allah dengan meminta bantuan mbah kuwu Cirebon untuk menjadikannya keluarga yang utuh dan sakinah mawadah warahmah.
     Dan ada pula pengunjung atau peziarah yang datang ke situs tersebut untuk melakukan doa dan tahlil yang bertujuan yang sama untuk mencari syafaat dan mecari ridho allah, dan ada pula yang mereka lakukan bermalam di situs tersebut dengan melakukan dzikir dan doa untuk mencari dan mendapatkan syafaatnya.
     

Silsilah Situs Nyi Endang Geulis


       Pada awalnya kami bertanya kepada kuncun ( juru kunci ) bagaimana silsilah yang terjadi di situs Nyi Endang Geulis ini  lalu kuncen tersebut menceritakan, bahwa di daerah Cirebon merupakan salah satu daerah sentral penyebar agama islam di Jawa Barat. Selama ini masyarakat indonesia hanya mengeal Syarif Hidayatullah atau biasa di kenal dengan sebutan nama Sunan Gunung Jati sebagai tokoh utama penyebar agama islam di Jawa Barat, salah satunya yaitu daerah Cirebon. Dan jika kita telusuri lebih lanjut dan secara  rinci , tokoh atau orang yang membuat pondasi atau yang pertama kali menyebarkan agama islam yaitu Mbah Kuwu Sangkan beliau lahir sekitar  abad ke-1423M yang lalu, Mbah Kuwu Sangkan merupakan suami dari Nyi Endang Geulis .
     Mbah Kuwu Sangkan adalah paman dari Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ), Mbah Kuwu Sangkan mempunyai 5 nama yang berbeda yaitu yang pertama adalah Pangeran Cakrabuana, lalu Walang Sungsang, Haji Abdullah iman, Syekh Somadullah, dan Mbah Kuwu Sangkan  Cirebon itu sendiri .Mbah Kuwu Sangkan terlahir dari tiga bersaudara , yaitu Mbah Kuwu Sangkan , Raden KianSantang , dan Nyai Rarasantang dari pasangan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang . sebagai putra mahkota , Mbah Kuwu Sangkan mewarisi sifat kepemimpinan Ayah Handanya yaitu , Prabu Siliwangi. Hal ini terbukti atas pencapaiannya yang berhasil menduduki tahta Cirebon di bawah kerajaan pasundam.
     Lalu bagaimana Mbah Kuwu Sangkan bisa menikah dengan Nyi Endang Geulis, cerita ini diawali dari sang Danuwasi yang biasa di kenal dengan nama Ajar Sasmita yang sedang mengejar Walangsungsang, beliau mengganti namanya menjadi nama Samadullah dan di beri sebuah cincin yang bernama Ampal yang mempunyai kesaktian dapat di isi dengan macam-macam benda. Ketika mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba datanglah Rarasantang yang tiba-tiba memeluk kakaknya . di gunung merapi, Pangeran Walangsungsang atau biasa di sebut namanya dengan nama Mbah Kuwu Sangkan menikah dengan anak dari Putri Danuwarsih yaitu yang bernama Nyi Endang Geulis. Sesuai dengan petunjuk dari Resi Danuwarsi, Samadullah dengan istrinya dan adiknya meninggalkan gunung merapi menuju bukit ciangkup, selanjutnya Nyi Endang Geulis dan Pangeran Rarasantang di masukan ke cincin Ampela.
     Mbah Kuwu sangkan mempunyai dua istri yaitu yang petama bernama Nyi Endang Geulis dan yang kedua adalah Nyai Ratna Lilis. Dan dari pernikahannya dengan Nyi Endang Geulis Mempunyai satu keturunan yaitu yang bernama Nyi Pakung Wati yang kelak menjadi pendamping Syekh Syarif Hidayatullah, Syekh Syarif Hidayatullah adalah putra dari Nyai Rarasantang. Adik dari Mbah Kuwu Sangkan, sedangkan pernikahannya dengan Nyai Ratna Lilis mempunyai seorang putra yang bernama Pangeran Abdurrokhman . ibunya Nyi Endang Geulis yaitu Endah Ayu setelah menikah dengan Mbah Kuwu Cirebon diganti namanya menjadi Nyi Putri Endang Geulis dan Mbah Kuwu Sangkan sesepuh Cirebon  wiring putra Sangyang Danuwaji. Kalau Mbah Kuwu Cirebon nya Putra Sangyang Prabu Siliwangi begitu beliau mempunyai wilayah kota Cirebon yaitu Mbah Kuwu Sangkan.

Peninggalan Situs Nyi Endang Geulis


Menurut kuncen ( juru kunci ) Nyi Endang Geulis tiba di daerah Talun ( Cirebon ) ini setelah beliau menikah dengan Pangeran Walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan, setelah mereka tiba di daerah tersebut mereka langsung membabat hutan yang bertujuan  untuk mendirikan kampung atau tempat tinggal. Peninggalan Nyi Endang Geulis yang masih ada sampai saat ini yaitu  sumur dan balong (kolam), mereka pun membuat balong (kolam) dan sumur untuk dijadikan sebagai tempat berwudhu bagi para pengikutnya, dan pada saat itu mereka sudah beragama islam dan sudah memiliki pengikut.
Menurut kuncen ( juru kunci ) ada beberapa peninggalan yang berada di Situs Nyi Endang Geulis yaitu:
1. Petilasan Nyi Endang Geulis 
     Petilasan Nyi Endang Geulis ini di buat pada saat Nyi Endang Geulis sudah menikah dengan Pangeran Walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan, dan pada saat setelah menikah mereka pun langsung bersinggah di Cirebon lebih tepatnya di daerah Krandon Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon, setelah mereka tiba di daerah talun mereka langsung membabat hutan dengan tujuan mendirikan kampung kampung dan tempat tinggal di sana, yang hingga sampai saat ini kampung tersebut terkenal dengan tempat ziarahnya yaitu petilasan Nyi Endang Geulis. 
2. Musholah 
     Di Situs Nyi Endang Geulis ini terdapat sebuah Musholah yang di dirikan sengaja oleh warga dan kuncen (juru kunci) untuk memfasilitasi situs Nyi Endang Geullis tersebut untuk di gunakan para peziarah atau pengunjung sebagai tempat beribadah. Bukan hanya musholah saja yang di bangun tetapi dengan fasilitas pendukung lainya seperti tempat wudlu yang dulu hanya terbuat dari bahan yang biasa tetapi kini telah di ubah menjadi kran yang bisa kita lihat sampai sekarang, hal ini merupakan salah satu usaha mereka untuk melayani peziarah atau pengunjung 
3. Balong ( kolam ) kemulyaan
     Tempatnya tepat di belakang petilasan terdapat pohon-pohon besar di hutan tersebut yang jarang di masuki oleh warga  dan tebing yang curam itu berkesan mistis. tepat di bawah tebing tersebut terdapat sebuah balong ( Kolam ) yang berukuran tidak terlalu luas dan balong ( kolam ) tersebut yang sering di jadikan tempat pemandian  para pengunjung karena di percayai balong ( kolam ) tersebut membawa berkah, Konon, balong ( kolam ) ini merupakan kolam asli saat Nyi Endang Geulis tinggal dikawasan ini bersama sang suami, Pangeran Walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan .
4. Sumur Jaya
     Sumur Jaya ini bertempat persis di sebelah balong (kolam), sumur jaya ini berukuran lebih kecil di bandingkan dengan balong (kolam) kemulyaan tersebut. Disumur ini warga sekitar menggunakannya untuk nujuh bulanan wanita yang sedang mengandung dan untuk klancaran yang lainnya seperti kemajuan dan kesuksesan untuk mencari syariatnya.
5.  Batu
      Selain di SItus Nyi Endang Geulis juga ada peninggalan yang terdapat di Balong Biru, di Balong Biru terdapat dua batu, yaitu yang pertama adalah batu  tameng, yang konon di percayai para peziarah atau pengunjung di situs tersebut dengan mengelilingi batu tameng selama tujuh kali seperti tawaf  di percayai untuk menenangkan hati, dan ada pula batu yang konon kata kuncen (juru kunci) tersebut jika seseorang bisa mengangkat batu tersebut maka akan mendatangkan karamah bagi yang bisa mengangkat batu tersebut.