Terletak didesa Krandon, untuk menuju desa ini kita harus melewati banyak pematang sawah. Dekat dengan perbatasan Kuningan lokasi ini cukup sejuk. Peninggalan Nyi Endang Geulis selain sumur dan batu ada juga balong atau kolam. Di Situs Nyi Endang Geulis sendiri ada satu balong yang dinamakan dengan Balong Kemulyaan. Sedangkan di Balong Biru, letak dari Balong Biru yaitu diapit oleh dua buah balong yang kecil.
Balong Kemulyaan letaknya dekat dengan Sumur Kemulyaan dan Sumur Jaya. Balong Kemulyaan adalah tempat mandinya Nyi Endang Geulis yang sekarang juga tempat mandinya para warga yang berkunjung ketempat Situs Nyi Endang Geulis. Orang-orang tersebut menyakini bahwa dengan mandi di Situs Nyi Endang Geulis maka permintaannya diijabah atau dikabulkan dikarenakan Nyi Endang Geulis itu sendiri wali Allah atau kekasih Allah. Selain untuk mandi dibalong tersebut secara langsung para pengunjung juga terkadang membawa air tersebut untuk dibawa pulang.
Balong Biru ini sudah ada sejak abad ke empat belas. Letaknya yang dekat dengan gunung cangak tepatnya dibelakang cagar budaya Balong Biru itu sendiri. Balong Biru ini biasa dijadikan sebagai tempat pemandian. Memasuki Balong Biru yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang ini, kita akan disambut langsung oleh rasa sejuk,nyaman. Yang membuat Balong ini sejuk adalah banyaknya pohon- pohon yang sudah berusia ratusan tahun yang tumbuh persis disekitar Balong Biru. Dari banyaknya pohon yang ada, ada salah satu pohon yang bernama pohon andul yang batangnya menjorok ke balong biru. Buah dari pohon andul biasanya banyak yang mengambil untuk dijadikan obat campuran penghalau nyamuk. Saking rapatnya pohon usia ratusan tahun cahaya matahari memantulkan sinarnya ke arah balong seadanya karena hanya mampu menyinari dari celah pohon. Hal ini membuat pencahayaan di Balong Biru sangat bagus, dan membuat air yang ada di balong memantulkan air warna biru jernih.
Mbah Kuwu Cirebon pernah ke Balong Biru untuk berguru di Gunung Cangak, beliau berguru kepada Pangeran Sangiang Bango selama sebulan. Kemudian setelah berguru selama sebulan, beliau mendapatkan petunjuk ke Gunung Jati untuk menyebarkan ajaran islam. Mbah Kuwu Cirebon pernah mandi di Balong Biru. Mbah Kuwu Cirebon sendiri merupakan paman dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati karena ibu dari Sunan Gunung Jati merupakan adik dari Mbah Kuwu Sangkan yaitu Nyi Mas Rara Santang.
Balong Biru ini menyuguhkan pemandangan alam yang eksotis, sehingga tidak heran jika Balong Biru dimasukkan kedalam cagar budaya,. Airnya yang tenang dan dalam, sebab kedalamannya hanya sebatas dada orang dewasa. Airnya yang cukup jernih membuat orang ingin berenang didalamnya. Yang unik Balong Biru ini jika dilihat dari arah selatan maka akan terlihat seperti lafadz Allah, tetapi jika dilihat dari arah timur maka akan terlihat seperti tokoh pewayangan yaitu semar.
Balong Biru sendiri diapit oleh dua buah kolam yang ukurannya kecil. Lalu dikompleks Balong Biru ada tiga buah sumur, yaitu sumur gua garba, sumur tetes, dan sumur rezeki yang masing- masing dari sumur tersebut mempunyai makna tersendiri.
Sejak awal Balong Biru ini diciptakan sebagai tempat pemandian. Batu- batuannya sebagian besar masih asli, ada semacam pintu masuk yang berundak untuk mencapai Balong Biru.
No comments:
Post a Comment