Friday, January 25, 2019

Petilasan Nyi Endang Geulis yang Tersembunyi

          Di Desa Krandon, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, terdapat sebuah tempat ziarah yang bernama Petilasan Nyi Endang Geulis. Di Petilasan tersebut terdapat banyak peninggalan. Peninggalan yang berupa sumur, kolam atau balong, dan batu. Sebenarnya di Desa Krandon ini terdapat 3 tempat ziarah. Yang pertama, Situs Makam Mbah Kuwu Sangkan, Petilasan Nyi Endang Geulis, dan Balong Biru. Letak dari ketiga tempat ziarah ini lumayan jauh atau tidak terlalu berdekatan. Seperti letak dari Situs Mbah Kuwu Sangkan yang letaknya di bawah, Petilasan Nyi Endang Geulis dan Balong Biru letaknya di atas. Namun tidak terlalu dekat juga jaraknya.
      Di Petilasan Nyi Endang Geulis terdapat peninggalan yang berupa 2 sumur dan 1 balong. Sumur itu bernama sumur jaya dan sumur kemuliaan. Dari masing-masing sumur memiliki manfaat atau karomahnya sendiri. Sedangkan balongnya tersebut yang dahulunya merupakan tempat mandi Nyi Endang Geulis bersama suaminya. Suami Nyi Endang Geulis bernama Pangeran Walangsungsang atau yang lebih dikenal Pangeran Cakrabuana. Pangeran Cakrabuana ini merupakan anak dari Raden Pamanahrasa atau yang lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi.
      Setelah Pangeran Cakrabuana menikah dengan Nyi Endang Geulis, mereka berdua tinggal di tempat yang sekarang bernama Petilasan Nyi Endang Geulis. Di Petilasan Nyi Endang Geulis pun terdapat bangunan  berupa mushola, ruang tamu yang terbuka, ruangan khusus, toilet, dan rumah yang tidak terlalu besar berwarna pink. Di Petilasan ini pun terdapat hewan yang dianggap karomah, baik oleh warga sekitar maupun para pengunjung yang berziarah. Hewan itu adalah monyet. Menurut Pak Krambyan, yang merupakan juru kunci sekaligus orang yang merawat petilasan tersebut mengatakan, bahwa monyet-monyet tersebut merupakan wujud dari jelmaan santri murid Nyi Endang Geulis pada saat itu.
      Sedangkan Petilasan Nyi Endang Geulis sendiri sebenarnya cukup susah untuk di cari tempatnya, karena harus melewati jalan yang tidak cukup baik atau buruk. Banyak lubang-lubang yang cukup dalam, bebatuan, serta ada sungai kecil di sebelah kanan dan kirinya. Sehingga bagi pengendara motor dan pengendara mobil harus berhati-hati. Sebab akses jalannya yang tidak bagus dan berbahaya. Sementara itu, untuk menemukan letak Petilasan Nyi Endang Geulis itu harus masuk gang kecil. Gang itu hanya bisa dilalui oleh pengendara motor, sepeda, dan pejalan kaki. Apabila pengunjung datang menggunakan mobil, maka harus parkir di Balong Biru, yang letaknya lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki. Karena tidak ada tempat parker yang tersedia untuk kendaraan mobil. Jadi, jika mobil di parkirkan di Balong Biru dan ingin berkunjung ke Petilasan Nyi Endang Geulis, maka harus berjalan.
      Selain itu, di Petilasan Nyi Endang Geulis pun terdapat 7 makam. Yang katanya, makam-makam tersebut merupakan makam dari keluarga Nyi Endang Geulis dahulu. Lalu, disitu juga terdapat banyak pohon bambu yang tinggi dan cukup lebat. Sehingga sering digunakan monyet untuk bergelantungan dan bermain. Monyet-monyet yang berada di situ, sangat susah untuk dijumpai. Menurut juru kuncinya, monyet-monyet itu akan turun ke bawah jika mereka lapar saja. Setelah mereka kenyang, maka mereka akan kembali lagi ke tempatnya, yaitu di atas Petilasan Nyi Endang Geulis. Di Petilasan Nyi Endang Geulis terdapat tradisi yang dilakukan, yaitu menguras balong tersebut setiap 1 tahun sekali setiap tanggal 1 Muharam.

No comments:

Post a Comment