Sunday, January 27, 2019

SEJARAH SITUS NYI ENDANG GEULIS



Situs Nyi Endang Geulis berdiri pada tahun 1442M.  Terletak di desa Krandon, kecamatan Talun, kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Situs Nyi Endang Geulis diibaatkan sebagai tempat tinggal antar Nyi Endang Geulis dengan Pangeran Cakrabuana diksebaban kawasan Talun terdapat beberapa petilasan yang berkaitan satu sama lain. Petilasan Nyi Endang Geulis ini sendiri salah satu dari tiga petilasan yang ada didesa Krandon. Petilasan Nyi Enndang Geulis letaknya paling tersembunyi dibandingkan Petilasan Cimandung dan Petilasan Kramat Mbah Kuwu Cirebon. Kramat Mbah Kuwu Cirebon diibaratkan sebagai kantor, sedangkan Petilasan Cimandung diibaratkan sebagai tempat pusaka.
 Nama asli Nyi Endang Geulis adalah Nyi Mas Endang Ayu. Kakeknya bernama Ki Gendeng Danusenta. Orang tuanya bernama Ki Gedeng Danusarwi dan Nyai Arum Sari. Pamannya bernama Ki Gedheng Danusela. Nyi Endang Geulis menikah dengan Walangsungsang atau Sri mangana (Pangeran Cakrabuana).
Petilasan Nyi Enadng Geulis memang tidak seramai Petilasan Cimandung namun, Petilasan ini diibaratkan sebagai seorang istri yang ada pada diri Nyi Endang Geulis yaitu tenang, setia, dan keberadaannya dibutuhkan.
Petilasan ini mempunyai beberapa bangunan seperti masjid dan saung. Masjid Yaitu sebagai tempat ibadah untuk orang yang berkunjung diSItus Nyai Endang Geulis. Dan sebagai tempat untuk melakukan tirakat. Serta saung yaitu sebagai penerima tamu atau pengunjung di Situs Nyi Endang Geulis. Masjid ini dibangun pada saat membuat Petilasan Nyi Endang Geulis nama masjid itu sendiri dinamakan oleh juru kunci yaitu Masjid Nyi Endang Geulis. Petilasan Situs Nyi Endang Geulis mempunyai hewan keramat yaitu monyet sebagai hewan yang dipercayai jelmaan para santri yang menjaga petilasan tersebut.
Terdapat banyak tradisi di Situs Nyi Endang Geulis yaitu tirakat, nguras balong, mandi di balong, ngangkat batu. Tirakat adalah Berdiam diri di Situs Nyi Endang Geulis, dengan mengharapkan dapat mendapatkan safaat dari Allah melalui perantara Nyi Endang Geulis yang dipercaya sebagai wali Allah. Nguras balong Nguras Balong dilakukan setiap tanggal 1 muharrom,kegiatan itu dilakukan merupakan tradisi yang dipercaya oleh masyarakat. Bagi orang yang hamil dengan usia tujuh bulan dengan mengambil air dibalong tersebut dipercaya memudahkan proses melahirkan. Mandi dibalong dipercaya dapat mempercepat mendapatkan jodoh. Dibalong Biru terdapat dua batu, yang satu batu namanya batu tameng dengan mengelilingi batu tameng selama tujuh kali seperti tawaf  dipercayai untuk menenangkan hati dan ada batu yang jika ada yang bisa mengangkat batu tersebut maka akan mendatangkan karamah bagi yang bisa mengangkat batu tersebut. Petilasan Nyi Endang Geulis sering mengadakan adat dengan para warga yang disebut sebagai Sedekah Bumi.
Makam yang terdapat disitus Nyi Endang Geulis adalah makam dari keluarga kuncen yang mengaku masih memiliki hubungan dengan Nyi Endang Geulis. Nyi Endang Geulis sendiri tidak meninggal melainkan “ngambyang” atau hilang makam yang disebut sebagai makam Nyi Endang Geulis isinya yaitu berupa peninggalan bisa tongkat, peci, bakyak apunya Mbah Kuwu Cirebon itu juga disebut bukan makam tapi petilasan tetapi bentuknya seperti makam.
Kebiasaan orang yang datang kesitus Nyi Endang Geulis adalah untuk meminta syariat islam, ada juga yang menginap disitus tersebut untuk meminta kepada Allah dengan perantara lewat Nyi Endang Geulis yang dipercayai sebagai wali Alllah agar keinginannya cepat tercapai dengan tanda datangnya mimpi menyuruhnya cepat-cepat pulang.



1 comment:

  1. Sayang ga diceritakan tugasnya didalam perjalanan syiar Islamnya dan keistimewaan nya/kelebihan di dalam kedigdayaannya ...PD diri NYI Endang Geulis

    ReplyDelete