Friday, January 25, 2019

Batu Angkat yang Dianggap Membawa Syafaat

    
   Di Desa Krandon,Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, tepatnya di balong biru yang letaknya tidak terlalu jauh dari Petilasan Nyi Endang Geulis terdapat batu yang diletakkan dalam suatu ruangan. Batu itu diberi nama “Batu Angkat”, batu tersebut dipercaya baik oleh masyarakat setempat maupun masyarakat dari luar kota. Juru Kunci atau kuncen yang merawat  tempat tersebut mengatakan bahwa “Barang siapa yang melakukan tawasulan atau pengajian di depan batu tersebut, dan dapat mengangkat batu itu sebanyak 3 kali, maka harapan atau keinginannya dapat terwujud”. Yang mengunjungi tempat tersebut tidak hanya dari masyarakat sekitar, namun banyak juga pengunjung dari luar kota yang berziarah  ke tempat tersebut. Sebenarnya di balong biru itu ada 2 batu yang di anggap kramat, dan salah satu batu yang dianggap kramat itu adalah batu angkat tersebut. Orang yang ingin harapannya terwujud, harus melakukan ritual dahulu. Ritualnya dengan cara:
* Berpakaian rapih dan sopan
Kenapa harus berpakaian rapih dan sopan? Karena bentuk dari menghormati leluhur atau penunggu yang menjaga batu tersebut.
* Menjaga sikap dan tutur kata
Kita sebagai pengunjung, harus menjaga sikap yang kita lakukan dan tutur kata yang terucap. Agar tidak ada yang tersinggung atau tidak terima atas perlakuan dan tutur kata kita terhadap leluhur yang menjaga tempat tersebut.
* Tawasulan atau Pengajian
Setelah berpakaian rapih dan sopan serta menjaga sikap dan tutur kata, kita harus wudhu terlebih dahulu sebelum melakukan tawasulan atau pengajian. Setelah wudhu, diri kita ini dianggap sudah suci. Selanjutnya adalah tawasulan dan mengucapkan permohonan yang diinginkan. Setelah itu membaca surat-surat al-qur’an yang dibacakan cukup banyak dan contohnya adalah surat al-fatihah, surat an-nas, surat al-falaq, surat al-ikhlas, surat yasin, ayat kursi. Itu adalah beberapa contoh surat yang dibacakan pada saat saya dating ke tempat tersebut. Karena kebetulan, waktu saya datang kesana untuk melakukan observasi, ada rombongan dari luar kota yang mengunjungi tempat tersebut untuk berziarah.
* Mengangkat batu
Setelah melakukan tawasulan, selanjutnya atau tahap terakhir nya yaitu adalah mengangkat batu angkat sebanyak 3 kali / orang secara bergantian. Dan sebelum mengangkat batu tersebut pengunjung harus mengucapkan bismillah. Lalu setelah mengucap bismillah, angkat batu angkat tersebut sampai 1 jengkal di atas kepala. Dan saat mengangkat batu tersebut, harus mengucapkan “ALLAHU AKBAR”. Namun menurut penjelasan dari juru kunci disitu, mengatakan bahwa tidak semua harapan dapat di kabulkan, hanya harapan-harapan dengan niat baik saja yang akan dikabulkan oleh leluhur yang menjaga batu tersebut.

       Batu angkat itu selalu ditutup oleh kain putih, namun jika ada orang yang berziarah dan ingin mengakat batu tersebut. Maka kain putih yang menutupnya dibuka, dan jika ritual mengangkat batu tersebut sudah selesai, maka batu tersebut ditutup kembali oleh kain putih yang tadi yang berbentuk persegi 4. Namun meskipun kain tersebut berbentuk segi 4, tapi kain itu bisa menutup batu itu dengan rapat.

     Menurut juru kunci serta penziarah yang telah berkunjung ke tempat tersebut dan melakukan ritual mengangkat batu angkat itu mengatakan, bahwa harapannya itu terwujud. Ntah kebetulan atau bagaimana, tapi ya itulah yang memang terjadi. Jadi, dari zaman dahulu sampai sekarang, batu angkat merupakan salah satu peninggalan Nyi Endang Geulis yang  dipercaya membawa syafaat.

No comments:

Post a Comment